Virus Dengue Bisa Menyebar, Waspada DBD di Musim Mudik Lebaran

VIVA Lifestyle – Dalam waktu dekat, masyarakat Indonesia akan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Di sana, momen ini tidak lepas dari budaya mudik atau mudik. Hal ini perlu mendapat perhatian, mengingat seseorang tidak hanya berisiko tertular demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga mampu menularkan virus dengue jika terinfeksi. 

Ketika seekor nyamuk menggigit seseorang yang terdapat virus demam berdarah dalam darahnya, nyamuk tersebut akan tertular virus demam berdarah tersebut. Nyamuk yang terinfeksi dapat menularkan virus ke orang sehat melalui gigitannya. Penyakit demam berdarah tidak menular secara langsung dari satu orang ke orang lain, nyamuk dibutuhkan untuk menyebarkan virus demam berdarah. Gulir untuk informasi lebih lanjut.

Risiko demam berdarah diketahui lebih tinggi di kawasan padat penduduk seperti kawasan pemukiman perkotaan, termasuk taman dan taman bermain di mana terdapat kemungkinan lebih tinggi untuk menemukan Aedes aegypti dan manusia yang terinfeksi dibandingkan di kawasan hutan. Manusia yang terinfeksi lebih kecil kemungkinannya untuk ditemukan.  

Hal ini karena nyamuk demam berdarah dapat terbang beberapa ratus meter untuk mencari wadah air dan bertelur, dan terlalu banyak nyamuk per rumah tangga dapat menyebabkan wabah demam berdarah yang besar. 

Oleh karena itu, penerapan 3M Plus (pengurasan tangki air, penutupan tangki air dan daur ulang bahan-bahan yang tidak terpakai, serta pencegahan gigitan dan perkembangbiakan nyamuk) menjadi kunci untuk mencegah penyakit demam berdarah, serta perlu dipertimbangkan inovasi pencegahan melalui vaksinasi. . 

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan total kasus demam berdarah dengue sebanyak 114.435 kasus dan kematian pada tahun 2023 sebanyak 894 kasus, turun dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 143.266 kasus dan 1.237 kematian. Sedangkan pada tahun 2024 hingga minggu ke-11 terdapat 35.556 kasus dengan 290 kematian. 

Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius dalam menangani kasus demam berdarah, kata Susi Arumsari, pendiri dan direktur pelaksana AlloDoctor. Meskipun telah dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian, namun jumlah kasus DBD di tanah air masih menjadi perhatian utama di bidang kesehatan. 

Faktor-faktor seperti iklim yang parah, urbanisasi yang pesat, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk menjadi berbagai faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kasus DBD, kata Susi dalam keterangannya yang dikutip Sabtu, 30 Maret 2024. 

Kerja sama lintas sektor dan kesadaran masyarakat yang lebih besar diperlukan untuk mengatasi masalah ini secara efektif, kata Susi. Untuk itu, mereka berkolaborasi dengan Takeda untuk menambah pengetahuan para petugas kesehatan. 

Andreas Gutknecht, CEO PT Takeda Innovative Medicines, mengatakan DBD merupakan penyakit yang mematikan dan saat ini belum ada pengobatan khusus untuk DBD sehingga pencegahan menjadi kuncinya. 

Oleh karena itu, kami menyambut baik kemitraan dengan AlloDoctor untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang demam berdarah, pencegahan dan pengobatannya, ”ujarnya.

Takeda membangun kemitraan dengan Kementerian Kesehatan melalui kampanye bersama #Ayo3MplusVaksinDBD yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk konsisten menerapkan 3M Plus untuk membatasi populasi nyamuk, serta berkonsultasi dengan dokter mengenai intervensi inovatif melalui vaksinasi, lanjutnya. 

Andreas menekankan perlunya lebih banyak pendidikan tentang demam berdarah dan intervensi inovatif untuk mencegah demam berdarah. 

“Masih banyak kesalahpahaman mengenai risiko, tingkat keparahan, dan pencegahan demam berdarah. Di Indonesia, setiap orang berisiko terkena demam berdarah, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup. Demam berdarah terutama menyerang penduduk usia kerja dan merupakan masalah penting. penyebab kematian pada anak,” jelasnya.

Asosiasi medis merekomendasikan perlindungan melalui vaksinasi tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga orang dewasa. Oleh karena itu, kami terus memperkaya diri untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat, melindungi orang yang kita cintai dengan sumber terpercaya tentang demam berdarah dan pencegahannya. dapat memerangi demam berdarah dan mencapai tujuan pemerintah Indonesia yaitu nihil kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030,” pungkas Andreas. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *