Meksiko – Media sosial tiba-tiba dihebohkan dengan iklan dari sebuah gereja Meksiko. Hal ini bukan tanpa alasan karena iklan tersebut mengundang pertanyaan dari beberapa netizen hanya dalam satu poster yang beredar di berbagai akun media sosial.
Seperti yang dibagikan salah satu akun Instagram @lambe_turah pada Senin 1 Juli 2024. Unggahan tersebut memperlihatkan poster gereja Meksiko.
Dimana sebuah gereja di Meksiko mampu menggugah rasa penasaran bahkan kontroversi dengan menawarkan sebidang tanah yang disiapkan di langit hingga Rp 1,6 juta per meter persegi.
Poster promosi tersebut sontak menjadi viral dan menjadi pusat perhatian banyak pengguna di media sosial. Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, unggahan tersebut awalnya berasal dari halaman Facebook dengan akun Iglesia del Final de Los Tiempos yang artinya Gereja Akhir.
Padahal, poster tersebut merupakan karikatur ulama yang eksploitatif. NDTV melaporkan bahwa banyak media melaporkan bahwa Iglesia del Final de los Tiempos mengumpulkan jutaan dolar dengan menjual tanah, menjanjikan “tempat di surga”.
Namun, NDTV mengungkapkan, jemaah yang menjadi berita utama sebenarnya adalah gereja evangelis yang menyindir dan mengolok-olok pendeta yang suka memberi hadiah.
Perjanjian tanah yang dimaksud menyebutkan harga awal kavling tersebut adalah US$ 100 per meter persegi. Sementara itu, pembeli yang berminat dapat membayar dengan American Express atau Apple Pay atau mengatur paket pembayaran.
Laporan tersebut mengutip kata-kata pendeta tersebut, “Pada tahun 2017, saya berbicara dengan Tuhan yang berjanji untuk menjual tanah miliknya.”
FYI, halaman Facebook ini sangat populer di media sosial karena sering memposting berita-berita yang luar biasa.
Tak hanya itu, beberapa postingan di akun Facebook tersebut juga beberapa kali membagikan hal-hal sensitif dengan maksud untuk menyindir atau sekadar ‘bersenang-senang’.
Reaksi warganet
Sontak, viral usulan gereja Meksiko tersebut mendapat reaksi dari pengguna media sosial.
“Atas nama agamaku, dengan segenap jiwaku,” tulisnya di Internet.
“Pemilik asli Istana Langit,” jelas yang lain.
Yang lain menulis: “Tidak perlu berdebat soal agama, semua agama ada unsurnya.”
“Wah… Itu idenya,” seru yang lain.
“Berapa banyak uang yang ada di dekat masjid?” kata yang lain.
“Bisa pakai Tapera? Lagipula aku kristen, nggak bagus,” teriak yang lain.
“Kalau agama Kristen, penyebarannya terlalu cepat. Kalian sudah tahu bahwa negara ini sensitif terhadap masalah agama, jadi kalian hanya memainkan pesan-pesan untuk mendapatkan audiens,” tulis yang lain.