Jakarta, Titik Kumpul – Kanker serviks menjadi ancaman serius bagi perempuan di Indonesia. Meski tergolong kanker yang mudah dicegah, namun jumlah kasusnya terus meningkat. Oleh karena itu, upaya edukasi dan pencegahan kini dilakukan lebih mendalam.
CEO Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Profesor. Dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP menegaskan, vaksinasi merupakan langkah sederhana namun sangat efektif dalam mencegah kanker serviks. “Kanker serviks dapat dengan mudah dicegah dengan vaksinasi. “Tidak perlu teknologi modern, cukup edukasi dan pencegahan tepat waktu,” ujarnya dalam Talkshow Waspada Kanker Serviks pada Kamis, 28 November 2024.
Vaksin kanker serviks bekerja dengan cara melindungi tubuh dari human papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks. Pemerintah bersama YKI mencanangkan program vaksinasi gratis khususnya bagi anak usia sekolah. Langkah ini sejalan dengan pedoman WHO bahwa anak usia 9-14 tahun harus menerima vaksinasi dua kali, sedangkan anak usia 15-26 tahun harus menerima vaksinasi tiga kali.
Dokter spesialis kebidanan-ginekolog, konsultan onkologi, dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG (K) Onk juga menjelaskan peran vaksin dalam organisasi tersebut: “Vaksinasi dimulai dari sekolah dasar dan dilengkapi dengan pendidikan preventif. Programnya gratis. Sebisa mungkin untuk anak-anak.”
Memberikan vaksinasi pada anak sebelum memasuki usia remaja sangatlah penting, karena tubuhnya bereaksi lebih kuat terhadap produksi antibodi. Vaksin ini melindungi tubuh dari serangan virus HPV di kemudian hari.
“Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, antibodinya akan diperkuat. Jika suatu saat HPV menyerang, antibodi tersebut akan menangkap dan menghancurkan sel-sel yang dapat menjadi kanker.” Kativa.
Upaya pendidikan anak usia dini dan vaksinasi untuk melindungi perempuan Indonesia dari ancaman kanker serviks. Dengan langkah sederhana ini, kita dapat mengurangi jumlah kasus kanker serviks dan menjamin kesehatan yang baik di masa depan.