Wanita Tuntut Suami Milyaran Rupiah Setelah 26 Tahun Lakukan Hal Ini

Spanyol – Belum lama ini, seorang pria asal Spanyol digugat istri pertamanya sebesar 88.025 euro atau 1,5 miliar.

Laporan dari Oddity Central Kamis 21 Maret 2024 Istri pertama menggugat sang suami atas ganti rugi atas jasanya sebagai istri selama menikah. Bahkan, putusan persidangan diketahui baru-baru ini telah disetujui oleh Pengadilan Negeri Pontevedra, Spanyol. Membayar setelah 26 tahun melakukan ini

Diketahui, pasangan yang tidak disebutkan namanya itu menikah pada tahun 1996 dan memutuskan bercerai pada tahun 2022. Setelah 26 tahun menikah, sang istri diketahui hanya bekerja di luar rumah selama 205 hari di awal pernikahan.

Ia pun memutuskan untuk mengabdikan dirinya untuk membesarkan anak semata wayangnya dan mengurus keluarga. Namun setelah bercerai, diketahui sang istri masih tinggal di rumah keluarga, namun sang suami sudah pindah dan menyewa rumah sendiri.

Diketahui, istri pertama harus mencari pekerjaan untuk merawatnya. Namun, karena ia baru menjadi ibu rumah tangga selama 26 tahun, ia harus memenuhi syarat untuk mendapatkan pensiun.

Juga, mantan suaminya mengabdikan dirinya untuk karirnya. Wanita ini mengajukan kasus menuntut kompensasi atas pekerjaan keluarga yang dilakukannya selama 26 tahun.

Awalnya, keputusan pertama dalam kasus yang tidak biasa ini memerintahkan terdakwa untuk membayar kompensasi kepada mantan suaminya sebesar 120.000 euro atau sekitar 2 miliar. Namun mantan pasangan tersebut mengajukan banding dan meminta pengurangan sebesar 50 persen.

Namun setelah mengajukan banding, istri pertama menghadiahkan harga lebih tinggi yakni 183.629 euro atau 3,1 miliar.

Ia berargumen bahwa kompensasi tersebut adalah pembayaran untuk pemeliharaan rumah dan komitmen untuk merawat putri mereka.

Istri pertama berdalih bahwa dia bekerja dengan suami pertamanya sejak tahun 1989 hingga satu tahun setelah dia menikah. Namun, ia menjadi seorang ibu rumah tangga tanpa penghasilan banyak.

Ketika pernikahannya berakhir, kesenjangan ekonomi ini menjadi beban berat baginya karena ia terpaksa mencari pekerjaan kasar untuk menghidupi dirinya sendiri, sehingga hanya menyisakan sedikit waktu untuk mengejar karir profesionalnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *