Warga di Kota Ini Boleh Saling Adu Tonjok untuk Selesaikan Masalah

VIVA Tekno – Biasanya tradisi menjelang Natal berlangsung meriah dan hangat seperti berkumpul bersama keluarga, makan, bertukar kado dan lain sebagainya.

Namun berbeda dengan yang terjadi di kota Cusco di Peru.

Di kawasan ini, masyarakat melakukan hal ‘tidak biasa’ yang sama setiap tahunnya, yaitu menyelesaikan masalah titik pertikaian. Ratusan penduduk provinsi Chumbivilcas di Peru berkumpul setiap tahun di pegunungan selatan untuk berpartisipasi dalam upacara pertempuran kuno yang bertujuan memungkinkan masyarakat menyelesaikan perselisihan pada hari Natal, sebelum Tahun Baru.

Tradisi ini sudah berlangsung selama beberapa abad dan dikenal sebagai “Takanakuy”, yang secara kasar diterjemahkan menjadi “memukul dengan tinju”.

Ide di balik tradisi ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada orang-orang yang memiliki masalah satu sama lain untuk menyelesaikan perbedaan mereka sebelum tahun baru tiba.

Komunitas bergabung untuk menyelesaikan konflik dengan orang, teman, anggota keluarga atau untuk menyelesaikan sengketa wilayah. Selama pertandingan tinju, mereka memainkan musik ‘waylilla’ atau ‘wayliya’.

Takanakuy digambarkan sebagai sistem pemerintahan paralel di Peru, di luar sistem peradilan negara tersebut. Mereka berhati-hati untuk melerai atau membubarkan perkelahian jika hal itu menjadi perhatian.

Anggota sistem peradilan tradisional komunitas Andes di Peru juga waspada dan memantau bentrokan tersebut. Setiap kompetisi berlangsung sekitar dua menit. Tendangan dan pukulan dilakukan dalam perkelahian, yang berakhir segera ketika salah satu pihak berdarah, jatuh ke tanah, atau kewalahan dan menyerah.

Pada tahun 2020, sekitar 40 kompetisi tinju diadakan pada hari Natal.

Beberapa perkelahian tidak disertai kekerasan sama sekali, sementara yang lain diakhiri dengan senyuman dan pelukan. Semua pertarungan disiarkan langsung di outlet lokal La Republica. Secara tradisional, hanya laki-laki yang berpartisipasi dalam kompetisi Takanakuy, namun menurut media lokal, perempuan juga semakin menunjukkan kesediaan mereka untuk berpartisipasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *