Warisan Jokowi di Bidang Kesehatan, Stunting Turun Hingga Pernah Dipuji Obama Soal BPJS

JAKARTA, Titik Kumpul – Selama satu dekade memimpin Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengambil banyak kebijakan, termasuk di bidang kesehatan. Peningkatan jumlah fasilitas kesehatan dimulai dari BPJS/KIS. Mari kita lihat satu per satu. 

Gagap Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan prevalensi gagap di negara ini kurang dari 20 persen. Prevalensi depresi di Indonesia menunjukkan tren penurunan sejak Jokowi pertama kali terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Gulir ke depan untuk detail selengkapnya!

Pada akhir tahun 2013, kejutannya sebesar 21,5 persen. Artinya mendekati standar WHO yaitu kurang dari 20 persen. Pada tahun 2013, angka kegagalan pada anak sebesar 37,2 persen. Terjadi tren penurunan selama empat tahun berturut-turut, dan pada tahun 2017 turun menjadi 27,6 persen. 

Namun pada tahun 2018, jumlah pelanggaran berulang meningkat menjadi 30,8 persen. Dari tahun 2019 hingga 2022, penurunan tingkat kejutan sekitar 3 persen. Keberhasilan Presiden Jokowi meredam kejutan di Indonesia. Presiden Jokowi berhasil menghilangkan setidaknya 15,7 persen dalam sepuluh tahun.

Jokowi sendiri mengaku berhasil meredam tingkat keterkejutan di Indonesia. Menurutnya, pencapaian tersebut merupakan bagian dari upaya Indonesia memanfaatkan kekuatan perdagangannya di dunia internasional. 

Jokowi, salah satu hal yang harus dipersiapkan untuk memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, mengurangi angka putus sekolah dan memperkuat peluang merupakan salah satu pendorong utama kemajuan Indonesia. 

“Angka unggul tersebut mampu kita turunkan menjadi 21,6 persen pada tahun 2022 dari sebelumnya 37 persen,” kata Jokowi dalam pidato kenegaraan di Gedung RI DPRK, Senayan, Jakarta pada Rabu, 16 Agustus 2023. 

Faktor Keberhasilan yang Mengejutkan Salah satu faktor keberhasilan Jokowi yang mengejutkan adalah kegigihannya dalam hal anggaran. Presiden Jokowi sendiri sempat terlihat marah ketika membahas alokasi anggaran yang dinilainya masih kurang tepat. Salah satunya terkait anggaran Rp 10 miliar. 

Hal itu diumumkan Presiden Jokowi pada 14 Juni 2023 di Jakarta pada pembukaan Rakornas Pengendalian Intern Pemerintah.

Presiden Jokowi menyatakan anggaran Rp6 miliar terbuang percuma untuk kunjungan dan pertemuan pejabat resmi pemerintah. Sedangkan Rp 2 miliar bukanlah masalah utama, melainkan masalah yang penting untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Karena itu dia meminta penguatan peran pengawasan.

“Rp10 miliar itu anggarannya luar biasa, cek apa itu Rp10 miliar. Jangan kira nanti beli telur, susu, protein, sayur-sayuran. Kita lihat detailnya, minggu lalu saya terima APBD dari Mendagri Rp10 miliar saya cek perjalanan dinas luar biasa Rp 3 miliar, rapat Rp 3 miliar, dan penguatan pembangunan Rp 2 miliar.

“Kalau ini dilakukan, kapan keajaibannya berhenti? Ini harus berubah. Kalau anggarannya 10 miliar, harusnya 2 miliar untuk yang lain, 8 miliar untuk telur, daging, ikan, dan sayur-sayuran.” , “tambahnya. 

Biaya BPJS Kesehatan/KIS menjadi kekhawatiran besar masyarakat ketika hendak berobat ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Namun dengan hadirnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS), masyarakat tidak lagi takut untuk memeriksakan diri jika memiliki gangguan kesehatan.

Jika dilihat dari jumlah peserta BPJS di bawah kepemimpinan Jokowi, jumlah pesertanya akan mencapai 267 juta pada tahun 2024 atau setara dengan 95,7 persen total penduduk Indonesia. 

Namun pada awal kepemimpinannya, sekitar tahun 2015, Jokowi sendiri mengakui BPJS mengalami permasalahan defisit. Tak hanya itu, keluhan masyarakat pun tak terelakkan. 

Jokowi yang putus asa kemudian sering mengadakan pertemuan dengan pemimpin BJP tersebut untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun kini masalah itu sudah selesai. Menurut dia, pelayanan kesehatan BPJS semakin hari semakin membaik. 

Saya mengapresiasi, partisipasi (BPJS Kesehatan) yang disyukuri 267 juta jiwa, 95,7 persen penduduk kita, kata Jokowi saat peletakan batu pertama gedung BPJS di gedung IKN, 1 Maret 2024. 

BPJS Kesehatan Obama memuji Jokowi ketika ditanya mengenai keberhasilan BPJS Kesehatan saat Obama masih menjadi presiden AS. Obama juga membandingkan BPJS dengan Obama Care. 

“Presiden Obama bertanya kepada saya 2-3 kali, tapi itu pada tahun 2015. Beliau bertanya kepada saya mengapa BPJS, asuransi kesehatan bekerja dengan baik di Indonesia? Pada saat yang sama, mengapa Amerika tidak peduli dengan Obama?” 

Jokowi pun mengaku belum mengetahui alasannya saat itu karena saat itu BPJS masih bermasalah. Tapi sekarang kalau saya lihat, saya jadi tahu kenapa BPJS sukses, sedangkan pengobatan Obama tidak. 

“Waktu itu saya belum bisa membandingkan. Tapi setelah bekerja di banyak bidang, saya lihat berbeda. Di sini menurut saya, pertama-tama mengacu pada Puskesma, di Amerika tidak ada Puskesma. Langsung saja ke Puskesma RS, biar semua yang berat badannya langsung ke RS, dan di sini masih “Cuma kalau sudah parah, ke RS,” jelasnya.

“Kedua, ini menyangkut penuaan populasi. Kita masih banyak karena bonus demografi kita paling besar di musim manufaktur, sehingga beban BPJS lebih ringan dibandingkan di Amerika. “Saya berpendapat oh, dia tidak bisa berjalan, kami bisa berjalan dengan baik karena bantuan yang sudah kami berikan,” tambahnya. 

Peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan (faske) merupakan salah satu indikator penting upaya pemerintah dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Secara keseluruhan, jumlah fasilitas kesehatan di Indonesia meningkat secara signifikan di bawah kepemimpinan Jokowi. 

23 Menurut Badan Pusat Statistik Finlandia (BPS), jumlah Puskesmas di Indonesia sebanyak 10.416 unit pada tahun 2023. Jumlah tersebut meningkat 0,4 persen atau bertambah 42 unit dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 10.374 unit. 

Kemudian jumlah rumah sakit juga bertambah. Pada tahun 2022, jumlah rumah sakit di Indonesia bertambah menjadi 3.072 unit, meningkat 0,99 persen dibandingkan tahun lalu.

Sementara dari sisi klinik, jumlah klinik yang terdaftar di Kementerian Kesehatan akan bertambah menjadi 17.953 unit pada Februari 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.606 klinik terafiliasi dengan BPJS Kesehatan. 

Pada tahun 2021, jumlah poliklinik di Indonesia bertambah menjadi 8.905 unit, dan pada tahun 2021 jumlah rumah bersalin bertambah menjadi 352 unit.

Peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan ini tidak terlepas dari berbagai faktor, seperti kesadaran akan pentingnya kesehatan, cakupan program jaminan kesehatan nasional, dan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di daerah.

Faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan antara lain program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), alokasi anggaran yang besar untuk pembangunan dan pengembangan fasilitas kesehatan, serta kemitraan dengan pihak swasta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *