Titik Kumpul Style – Saat musim hujan, masyarakat Indonesia, terutama anak-anak, lebih rentan terserang diare. Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020 menunjukkan diare merupakan penyebab kematian kedua pada bayi usia 29 hingga 11 bulan sebesar 9,8 persen dan pada anak usia 12 hingga 59 bulan sebesar 4,5 persen dari seluruh kematian.
Gejala diare yang paling umum adalah demam, yang biasanya meningkat seiring dengan sakitnya anak. Wabah penyakit diare telah dilaporkan di Jawa Barat dalam satu tahun terakhir.
Dr. Fransiska Farah, Sp.A, M.Kes yang merupakan dokter spesialis anak yang bekerja di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menjelaskan secara detail apa saja yang perlu dikhawatirkan pada anak penderita diare. Yuk simak informasinya dibawah ini.
“Diare pada anak bisa kita klasifikasikan menjadi buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari. Perubahan isi perut juga bisa terjadi jika bahan lunak atau lunak yang biasa menjadi encer atau bercampur lendir atau darah, selain itu ada hal yang perlu dikhawatirkan. bukan lendir dan darah, periksa baunya apakah berbau asam atau busuk,” kata dr Fransiska.
Dr. Fransiska juga menyarankan agar Anda segera memeriksakan diri ke dokter jika gejala-gejala yang disebutkan di atas muncul atau anak Anda merasakannya. Sebelum mengunjungi dokter, anak harus diberikan oralit terlebih dahulu. Anda bisa membuatnya sendiri atau membelinya di apotek terdekat. “Bisa dilakukan sendiri di rumah dengan 200 ml air, tambahkan sesendok gula pasir dan sesendok garam. Berikan dulu sebagai pertolongan pertama.”
Tanda peringatan diare pada anak lainnya yang harus diwaspadai orang tua antara lain jika anak belum buang air kecil dalam 3-4 jam, hal ini juga perlu diperhatikan. Dan jika anak menangis tidak ada air mata atau air mata kering, rongga mulut kering, jika disentuh dengan tangan maka rongga mulut kering.
“Dan kalau anak kita yang banyak bekerja diam atau tidak bisa minum, kalau anak kita masih haus saat sakit berarti dia kehilangan sedikit air, tapi kalau dehidrasinya parah, maka anak itu berhenti mencintai. untuk minum, biasanya anak akan sangat mengantuk. Jadi jika ada gejala seperti itu, segera bawa anak ke rumah sakit.
Bekerja sama dengan Politeknik Kesehatan Bandung sebagai mitra, Lifebuoy memperkenalkan termometer kepada keluarga di berbagai daerah di Jawa Barat seperti Cibiru, Sukajadi, Kiaracondong, Batununggal, Kasomalang dan Cibeunying, dimana demam disertai diare merupakan hal yang umum terjadi dan diperlukan intervensi dini.
Lifebuoy, sabun merek no. Nomor 1 di dunia ini bermitra dengan layanan telehealth Halodoc dan Politeknik Kesehatan Bandung meluncurkan kampanye Sentuhan Sehat. Kampanye ini bertujuan untuk memberikan solusi kesehatan baru kepada orang tua di Indonesia sebagai langkah preventif untuk mencegah penyakit.
Melalui program Healthy Touch, Lifebuoy menawarkan termometer kecil dengan akses mudah ke layanan konsultasi jarak jauh dalam upaya mendeteksi demam dan penyakit umum lainnya dengan gejala suhu seperti diare.
Kampanye Kesehatan Lifebuoy hadir di wilayah Bandung dan Subang Jawa Barat dengan membagikan sabun khusus Lifebuoy kepada orang tua untuk digunakan anak dan keluarga di rumah. Setiap paket sabun khusus Lifebuoy dilengkapi dengan termometer dan kode QR untuk konsultasi kesehatan gratis dengan dokter Halodoc. Hingga saat ini, Healthy Touch telah menjangkau lebih dari 6.000 orang dan terus berkembang.
Erfan Hidayat selaku Kepala Divisi Perawatan Kulit Unilever Indonesia mengatakan, “Kampanye Lafiya Dole sejalan dengan komitmen Lifebuoy untuk melindungi keluarga Indonesia dari penyakit ringan. Melalui kerjasama Lifebuoy, Halodoc dan Politeknik Kesehatan Bandung sebagai mitra distribusi, kami ingin mengajarkan para orang tua untuk peduli terhadap kesehatan anak dan keluarga serta tidak ragu untuk berkonsultasi ke dokter.
Mereka percaya bahwa kemudahan akses terhadap layanan kesehatan dapat mengurangi kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak-anak mereka, dan pada akhirnya mendorong pengobatan mandiri. “Kami berharap kemitraan ini dapat menyadarkan masyarakat bahwa pencegahan penyakit tidak kalah pentingnya dengan pengobatan dan memberikan kesempatan bagi lebih banyak masyarakat untuk mendapatkan informasi dan layanan kesehatan yang lengkap.”
Veronica Utami, Chief Executive Officer Halodoc, mengatakan: “Kami berharap dengan adanya layanan kesehatan gratis di Halodoc, para orang tua akan lebih waspada jika anaknya mengalami demam. Selain itu, demam merupakan salah satu penyakit yang sering kita keluhkan dan merupakan gejala awal dari berbagai penyakit seperti demam berdarah atau penyakit lainnya. Oleh karena itu, kami menyambut baik kerjasama dengan Lifebuoy yang selama ini berjalan baik. “Di Halodoc, kami juga memperkenalkan berbagai program yang mengedukasi masyarakat untuk tetap sehat dan mendukung keluarga Indonesia saat demam, seperti menyediakan layanan laboratorium di rumah untuk tes demam guna mencegah malaria.”
Yonan Heriyanto, M.Kes., Kepala Jurusan Kedokteran Gigi Politeknik Kesehatan Bandung menambahkan, “Kami ingin menekankan pentingnya menjangkau orang tua yang tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan berbagi pengetahuan tentang prinsip-prinsip kebersihan – termasuk dan bagaimana caranya. merawat bayi dan anak kecil agar terhindar dari penyakit yang dapat dicegah. Kami berharap hal ini akan membantu mereka menghindari risiko yang terkait dengan situasi yang mereka hadapi.”
Sentuhan sehat ini merupakan bagian dari upaya bersama Lifebuoy untuk mencapai visi hidup sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh generasi di Indonesia. Lifebuoy juga berkomitmen mendukung program pemerintah yang bertujuan menurunkan angka kematian anak di bawah usia lima tahun akibat diare, sebagaimana tertuang Kementerian Kesehatan dalam Rencana Aksi Nasional 2023-2030.
Terbukti sejak tahun 2022 hingga awal tahun 2024, layanan konsultasi kesehatan gratis Lifebuoy telah bermitra dengan Halodoc dan berhasil memberikan sekitar 185.000 konsultasi kepada keluarga di Indonesia. Lifebuoy berkomitmen untuk memberikan dampak yang signifikan di masa depan dengan mendorong kebiasaan mencuci tangan yang baik, meningkatkan kebersihan, melindungi terhadap penyakit yang dapat dicegah, dan mengurangi infeksi pada masa kanak-kanak.
“Kami berharap kampanye Sentuhan Sehat dapat membantu orang tua melindungi anak-anak mereka dari penyakit yang dapat dicegah seperti diare dan membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia,” tutup Erfan.