Waspada! Pekerja Konstruksi Ternyata Berisiko Tinggi Terkena Penyakit DBD

JAKARTA, Titik Kumpul – Demam berdarah merupakan virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Sosialisasi bisa terjadi di mana saja, termasuk di tempat kerja. Kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat di Indonesia dibandingkan tahun 2023 (114.720 kasus). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada minggu ke-43 tahun 2024, terdapat 210.644 kasus dan 1.239 kematian akibat demam berdarah dilaporkan di 32 provinsi dan 259 daerah otonom/kota.

Hal tersebut disampaikan Ketua Persatuan Dokter Kerja Indonesia (PERDOKI), DR. dokter. Astrid B Sulistomo, MPH, Sp.Ok, Subsp.BloKo (K), Jenis pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi terkena penyakit DBD adalah pekerja bangunan. Pasalnya, lingkungan binaan tersebut banyak terdapat genangan air yang menjadi target perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Dengan cara ini, pekerja konstruksi lebih rentan terkena demam berdarah.

“Risiko paling tinggi adalah menjadi kuli bangunan atau bekerja di daerah yang dekat dengan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Di lokasi konstruksi biasanya banyak terdapat wadah bekas berisi air. Risiko terkena demam berdarah lebih tinggi,” ujarnya. kata Astrid menghadiri acara SIAP Aksi Korporasi Sinergi Melawan Demam Berdarah di Jakarta, Kamis, 21 November 2024.

Selain pekerja bangunan, ada juga orang yang bekerja di daerah endemis DBD yang lebih berisiko terkena DBD. Meskipun orang tersebut berasal dari daerah yang kasus DBDnya sedikit, namun ia sering bepergian ke daerah yang banyak terjadi DBD, sehingga ia dapat menularkan virus DBD ke kampung halamannya.

“Jenis pekerjaannya tentunya semua masyarakat yang tinggal di daerah endemis DBD di Indonesia, petanya berwarna coklat semua (endemis DBD) atau, pekerja tidak tinggal di daerah endemis, namun beresiko di daerah endemis harus sering bepergian. “Tidak harus tinggal, harus bepergian,” jelasnya.

Penelitian menunjukkan bahwa di Amerika Serikat, 63% pekerja di sektor makanan laut mempunyai risiko lebih tinggi terkena demam berdarah. Sementara itu, di Tiongkok, Jepang, dan Jerman, risiko bagi pekerja di industri utama akan kurang dari 50%. Namun, lebih dari 30% pekerja di rantai pasok industri plastik dan kimia dasar di negara ini akan menghadapi risiko yang lebih besar.

Salah satu upaya untuk mendorong produktivitas karyawan di tempat kerja adalah dengan memberikan vaksinasi demam berdarah. Manfaat yang dirasakan tidak hanya dirasakan oleh karyawan namun juga bagi perusahaan. Vaksin demam berdarah melindungi karyawan dan keluarga mereka, meningkatkan kualitas hidup karyawan dengan mengurangi risiko demam berdarah parah, mengurangi biaya pengobatan demam berdarah, dan meningkatkan kesadaran kesehatan karyawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *