Titik Kumpul–Meski perayaan Idul Adha telah berlalu beberapa hari lalu, namun banyak hal menarik dan tak terduga yang terjadi pada momen tersebut.
Sebagai salah satu bukti toleransi yang ditunjukkan antar umat beragama di Indonesia. Tahukah Anda, saat libur Idul Adha yang jatuh pada Senin, 17 Juni 2024, banyak warga non-Muslim yang diam-diam mengorbankan nyawanya sebagai hewan kurban di salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara itu. Masjid Istiklal.
Unggahan akun Instagram @freakOut_ baru-baru ini menunjukkan hampir separuh dari total jumlah sapi yang dikurbankan di Masjid Istiklal Jakarta berasal dari sumbangan komunitas non-Muslim.
Terkait kabar tersebut, Imam Besar Masjid Istiklal Nasruddin Omar rupanya membenarkannya. Menurut Imam Besar Masjid Istiklal Nasruddin Omar, benar Masjid Istiklal menerima sekitar 50 ekor sapi dan 12 ekor kambing.
Dimana 22 dari 50 ekor sapi tersebut ternyata diperoleh dari sumbangan non-Muslim dalam rangka Idul Adha 1445 pada Senin lalu. Gereja Katedral yang terletak di depan Masjid Istiklal juga menjadi salah satu yang menyediakan hewan kurban ke Masjid Istiklal.
“Senang sekali kalau kita hidup bersama dan saling menghargai,” demikian caption unggahan Instagram di atas, seperti dikutip Titik Kumpul.co.id pada Kamis, 20 Juni 2024.
Tak hanya itu, selain menyumbangkan hewan kurban, mereka juga memberikan bingkisan untuk memperbanyak pendistribusian daging kurban.
Nasredin berkata, “Inilah toleransi Indonesia. Padahal, yang wajib berkurban adalah orang-orang Muslim yang cakap. Tapi ini Indonesia, ini Istiklal, kita memang punya toleransi, dalam Istiklal ini semua agama Ada pemahaman yang sangat mendalam di antara kita.” , selengkapnya dikutip Titik Kumpul.co.id.
Nasedin memaparkan pihak-pihak yang menyumbangkan sapi kurban mulai dari Gereja Katedral Jakarta, Hotel Borobudur Jakarta, dan masyarakat Tionghoa untuk Idul Adha tahun ini. Borobudur Hotel Jakarta, hotel ini berhasil menyumbangkan 20 ekor sapi kurban berukuran besar. Sementara itu, masyarakat Tionghoa juga memberikan tambahan hewan kurban untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Ditambahkannya: “Kemudian Hotel Borobudur juga menyumbangkan 20 ekor sapi berukuran besar dan kemudian mitra kami dari komunitas Tionghoa memberikan tambahan hewan kurban untuk diberikan kepada mereka yang berhak.”
Sekadar informasi, kami sampaikan bahwa Masjid Istiklal tidak hanya menjadi tempat ibadah umat Islam, namun juga menjadi simbol kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Dengan menerima donasi dari komunitas non-Muslim, Masjid Istiklal menunjukkan bahwa semangat berbagi dan membantu sesama tidak mengenal batas agama.
Reaksi warganet
Sontak, kabar toleransi sukses mengundang beragam reaksi warganet di media sosial. Ada yang tidak setuju jika sumbangan hewan kurban berasal dari non-Muslim.
Seorang netizen menulis, “Buat yang nyinyir, sudahkah kamu mengorbankan dirimu sendiri? terdegradasi”.
Netizen lainnya berkata: “Bagi kalian yang sudah berdonasi meski tahu kalian non-Muslim, saya atas nama umat Islam/Muslimah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.”
“Bersorak untuk toleransi!” Kata lain. “Kalau begitu, apa hukumnya Pak Maestro?” Dia menulis yang kedua.
“Wahai non-Muslim. Kita bukan saudara seagama, tapi saudara sebangsa dan kita adalah manusia. Hormati dan hormati satu sama lain. Jangan merambah wilayah masing-masing. agama dan ini untukku.’ Ku. “Masalah kepercayaan tidak bisa dipaksakan,” tulis yang lain.
Yang lain berkata: “Selain keren, ini merupakan tamparan bagi umat Islam yang tidak berkorban tetapi mampu.” Yang lain berkata: “Ini lucu… tidak ada rasa tidak hormat… tapi ini bodoh. Korbannya haruslah seorang Muslim.”
“MUI dimana ini? Bukannya dilarang? @lppom_mui @muicentral bagaimana reaksimu?” Teriak yang lain.
Yang lain menulis: “Muslim mungkin sudah bersama Karin.”