Jakarta, 14 Juni 2024 – Yamaha masih belum menjual sepeda motor listriknya di Indonesia, meski sepeda motor Yamaha E01 sudah lolos proof of Concept (PoC). Rupanya ada beberapa alasan mengapa pabrikan asal Jepang ini belum dijual, salah satunya adalah harganya yang mahal.
Jika menilik anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), hanya Suzuki dan Yamaha yang tidak memproduksi sepeda motor listrik. Sedangkan peserta lainnya melalui Honda EM1:e, Kawasaki Ninja EV, Kawasaki Z e1 dan TVS iQube.
Namun Yamaha menegaskan belum ada rencana menjual sepeda motor listriknya pada tahun ini. Sebagaimana disampaikan Presiden, Direktur dan CEO PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Dyonisius Beti.
“Kami punya dua sepeda motor listrik siap pakai, tapi harganya tidak terjangkau, masih mahal. Merek buatan Yamaha atau Jepang masih mahal,” kata Dion kepada wartawan di Jakarta saat peluncuran Yamaha Nmax Turbo, Rabu, 12 Juni 2024.
Sepeda motor listrik Yamaha E01 sendiri dibekali baterai lithium-ion yang mampu menghasilkan tenaga maksimal 8,1 kW. Kecepatan maksimumnya diklaim 100 km/jam. Pada mode tenaga menghasilkan tenaga 8,1kW/5000rpm dan torsi 30,2Nm/1950rpm.
Sedangkan pada mode standar, tenaganya 8,1kW/5000rpm dan torsi 24,5Nm/1500rpm. Kemudian pada mode Eco, tenaga yang mampu dihasilkan sebesar 5,4kW/4500rpm dan torsi 21,4Nm/1500rpm.
Antonius Vidiantora, Asst. General Manager Pemasaran dan Humas PT YIMM mengatakan, pihaknya masih melakukan pengujian internal. Yamaha masih mencari jenis sepeda motor listrik yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.
“Apa yang mendorong orang membuat sepeda motor listrik mahal? Tentu ada perbandingannya, sekarang ada mesin pembakaran internal dan spesifikasi mesin pembakaran internal modern. Konsumen akan melihat itu. Apakah performa yang diharapkan dengan harga yang didapat? Itu sudah pasti. menjadi pertanyaan bagi konsumen,” ujarnya.
“Yamaha menggunakan pertimbangan ini untuk mengembangkan seperti apa. Apakah E01 cukup, atau jangkauannya lebih pendek, atau baterainya lebih cepat, berapa lama proses pengisiannya mencapai 100 persen? Proses ini diperlukan untuk menciptakan produk yang sempurna sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia,” pungkas pria bernama Anton ini.