Yuk! Intip Rahasia Pengawet Alami Aman Tanpa Bahan Kimia ala Zaidul Akbar

JAKARTA – Cara pengawetan secara alami seperti pengeringan, penggaraman, dan fermentasi sudah ada sejak zaman dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat terus mencari cara untuk memanfaatkan alam secara optimal, bahkan dalam hal pelestarian bahan pangan dan tumbuhan. Salah satu contohnya adalah pemanis alami yang terbuat dari tebu dan sekamnya melalui proses yang sederhana dan tradisional, kemudian dilakukan pengepresan. Tanpa bahan pengawet kimia, pemanis alami berbahan dasar tebu dan sekamnya ini akan bertahan lama.

Pemanfaatan sekam tebu sebagai pemanis alami merupakan contoh pemanfaatan alam secara cerdik. Kulit tebu mengandung gula alami yang dapat digunakan sebagai pengganti gula pasir yang tinggi kalori dan berpotensi membahayakan kesehatan. 

Selain itu, pemanfaatan sekam tebu menjadi pemanis alami juga meminimalkan penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat membahayakan lingkungan. 

Hal ini sama halnya dengan kisah Nabi Yusuf AS yang mampu mengawetkan gandum selama bertahun-tahun, yang merupakan bukti nyata keajaiban alam dan pengetahuan manusia akan pemanfaatannya. Pengeringan dan penggunaan garam merupakan contoh cara pengawetan yang dilakukan Nabi Yusuf AS.

Di zaman modern, banyak bahan sintetis dibuat dan digunakan secara berlebihan. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Menggunakan bahan alami seperti sekam tebu bisa menjadi alternatif yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

Menurut Dr. Zeidul Akbar, kulit tebu yang biasa dibuang begitu saja, memiliki banyak keunggulan, salah satunya sebagai bahan baku gula jahe. Gula jahe memiliki rasa manis alami tebu dan aroma jahe yang hangat serta kaya akan zat yang bermanfaat bagi kesehatan.

Dalam postingannya, Zeidul Akbar memperlihatkan gula jahe yang secara tradisional dibuat dari tebu dan jahe melalui proses yang panjang. Namun hasilnya bisa bertahan lebih lama meski tanpa bahan pengawet kimia. Caranya, batang tebu beserta kulit dan jahenya dihaluskan hingga menjadi sari tebu jahe manis lalu disaring airnya. Kemudian diolah kembali dan dimasak hingga menjadi karamel. Setelah karamel, gula jahe dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras. Teknik ini merupakan teknik pengawetan gula alami yang dapat bertahan lama tanpa memerlukan tambahan bahan pengawet kimia.

Sedangkan untuk kandungan sekam tebu, penelitian menunjukkan bahwa sekam tebu kaya akan berbagai senyawa bermanfaat, seperti flavonoid dan polifenol, yang membantu melawan radikal bebas dan melindungi tubuh dari kerusakan sel. Kulit tebu mengandung mineral penting seperti kalium, magnesium, dan fosfor yang penting bagi kesehatan tubuh.

Tak hanya itu, kulit tebu juga mengandung serat yang membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kesehatan usus.

Meskipun penelitian mengenai manfaat kulit tebu masih terus dilakukan, namun potensi pemanfaatannya sebagai bahan alami yang bermanfaat bagi kesehatan dan lingkungan perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *