Zaidul Akbar Ungkap Penyakit Bodoh hingga Kecemasan Bisa Hilang di Ramadhan, Gimana Caranya?

VIVA LIFESTYLE – Bulan suci Ramadhan yang sudah berlangsung selama dua minggu ini diketahui membawa banyak manfaat bagi umat Islam yang merayakannya. Selain mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, puasa Ramadhan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Tak hanya kesehatan fisik, seperti mengontrol tekanan darah, bahkan mengontrol gula darah. Puasa juga dapat membantu kita mengatasi beberapa penyakit jantung yang diderita umat manusia. 

Seorang pengkhotbah yang juga seorang herbalis, Dr. Zaidul Akbar mengungkapkan, puasa Ramadhan bisa menyembuhkan banyak penyakit. Beberapa penyakit tersebut antara lain penyakit kebodohan, penyakit penarikan diri, penyakit tergesa-gesa, penyakit merasa lebih baik dan lebih hebat dari yang lain, penyakit depresi. Scroll terus ya?

Kemudian penyakit kemalasan, penyakit rasa takut, penyakit kepengecutan, penyakit kegelisahan, penyakit keserakahan, penyakit keserakahan, penyakit diskriminasi dan penyakit hati juga bisa dihilangkan dengan berpuasa. . Selama Ramadhan.

 

“Dan masih banyak penyakit lainnya yang Allah hilangkan dengan puasa Ramadhan,” ujarnya. Zaidul Akbar. 

Bagaimana puasa Ramadhan dapat mencegah berbagai penyakit yang disebutkan di atas? Dr. Zaydul Akbar mengungkapkan, ada dua cara utama, pertama, berpuasa seperti para salaf suci atau orang-orang shaleh jaman dulu, yaitu dengan makan lebih sedikit. Kedua, memperbanyak hafalan Al-Qur’an (membaca, menafsirkan, mengaji, menghafal).

“Lagipula 11 bulan memasuki Ramadhan, kita sudah makan banyak kan? Terlalu banyak, terlalu banyak, dan tidak terlalu sehat. Jadi Ramadhannya gimana?” Tambahkan sesuatu dari Al-Qur’an, maka raja akan sehat, bersih dan suci lagi,” ujarnya. 

Lebih lanjut dia mengatakan, jika ada keinginan untuk mempertahankannya setelah Ramadhan, maka bisa dilakukan. Karena Allah telah menyiapkan fasilitas seperti puasa Sunnah dan Al-Quran.

“Puasa sunnah dan Al-Qur’an yang harusnya kurang lebih mulai terpaut erat di hati, sehingga setelah Ramadhan muncul keinginan untuk berpuasa dan Al-Qur’an,” jelasnya. 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *