Mau Bantu Tangani Peretasan PDNS 2, Yohanes Nugroho Justru Diremehkan

VIVA Tekno – Pakar keamanan siber Teguh Aprianto menyebut ada profesional yang bersedia menangani peretasan Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2, namun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menganggap remeh.

Sebelumnya, PDNS 2 terserang ransomware yang melumpuhkan sejumlah layanan publik. Kejadian ini mengganggu lebih dari 200 layanan pemerintah, termasuk layanan imigrasi seperti pembuatan paspor dan visa.

Serangan siber ini disebabkan oleh Brain Chiper Ransomware, varian Lockbit 3.0, yang diklaim oleh kelompok peretas Rusia LockBit. Selanjutnya, peristiwa peretasan PDNS 2 menimbulkan kekhawatiran akan lemahnya sistem keamanan siber di Indonesia.

Teguh Aprianto mengatakan, profesional yang ingin membantu Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam meretas PDNS 2 adalah programmer senior yang sudah ternama, nama-nama besar di bidangnya.

“Ada praktisi yang sangat baik. Dia orang Indonesia tapi saat ini tinggal di Thailand. Namanya Pak Yohanes Nugroho,” ujarnya dikutip Deddy Corbuzier di YouTube pada Rabu, 10 Juli 2024.

Berdasarkan keterangannya, Yohanes Nugroho ingin secara sukarela membantu Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam memulihkan data yang diretas hacker.

“Beliau ingin menawarkan bantuan karena kami yakin ada kemungkinan pengembalian data tersebut,” tegasnya.

Sosok Yohanes Nugroho dijelaskan Teguh Aprianto merupakan seorang investment engineer yang ahli dalam pembongkaran aplikasi.

Namun, lanjutnya, perlu ada contoh untuk membantu Kominfo yang hanya bisa diambil dari kementerian yang dipimpin Budi Arie Setiadi.

“Kasus PDN yang diumumkan pemerintah adalah peluncuran LockBit. Dia (Yohanes Nugroho) ahli dalam reverse engineering. Jadi saya sudah terbiasa menghapus aplikasi. Dia hanya perlu sampel ransomware.” “Kemudian dia bertanya kepada temannya, dia meminta bantuan, dan temannya meminta bantuan Kementerian Perhubungan dan Penerangan,” ujarnya.

Dalam keterangannya, niat baik Yohanes Nugroho tidak diakui dan malah diremehkan oleh tokoh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Dia (pegawai Kominfo) menjawab, ‘Kalau masyarakat sudah terbiasa melakukan reverse engineering, mereka tahu harus mencarinya ke mana (misalnya)’,” ujarnya.

Mendengar komentar seperti itu, Teguh Aprianto menilai oknum Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menanggapi Yohanes Nugroho dengan pernyataan seperti itu adalah orang bodoh dan tak mau ditolong.

“Mereka tidak memberi kami (sampel). “Itu saja, aku bahkan sangat lucu, seperti aku bodoh,” katanya.

Yohanes Nugroho beberapa kali menyampaikan keluh kesahnya terkait penyerangan PDNS 2 di akun LinkedIn miliknya.

“Setelah dicermati LockBit/Brain Cipher kemarin, ternyata PDNS 2 diserang DUA ransomware: LockBit (dengan Salsa20) di Windows dan Babuk (dengan Sosemanuk) di hypervisor ESXI. ESXI, “Babak IOC ini tidak pernah disiarkan oleh BSSN,” tulis Yohanes.

Ia juga mengklaim bahwa data yang dienkripsi oleh ransomware Babuk yang menyerang PDNS 2 dapat dipulihkan bahkan tanpa kunci.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *