Jakarta – Penyakit ginjal merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia, menduduki peringkat ke-7, bahkan diprediksi penyakit ini akan menjadi penyebab kematian kelima di dunia pada tahun 2045.
Diprediksi menjadi penyebab kematian nomor lima di dunia pada tahun 2045. “Angka kematian akibat penyakit ginjal juga meningkat dari tahun 1990 hingga 2017, meningkat sebesar 41 persen,” menurut Lembaga Masyarakat Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) . kata Direktur Jenderal Dr dr Pringgodigdo Ngroho, SpPD-KGH dalam konferensi media virtual bersama Kementerian Kesehatan pada Kamis, 14 Maret 2024.
Di sisi lain, meningkatnya kejadian penyakit ginjal dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah gaya hidup yang dapat menurunkan fungsi ginjal.
“Gaya hidup yang merusak fungsi ginjal merupakan salah satu risiko penyakit diabetes dan darah tinggi, gaya hidup yang dapat mengganggu fungsi ginjal. Beliau mengatakan: “Kurangi konsumsi garam, gula, lemak tinggi hingga menyebabkan darah tinggi dan diabetes, yang merupakan masalah ginjal.”
Selain itu, hindari gaya hidup yang sedentary atau gerakan lambat. Jarang bergerak, kata dokter. Pringgodigdo Nugroho juga dapat menyebabkan gangguan ginjal. Menjadi tidak aktif dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan atau obesitas, yang dapat menyebabkan diabetes. Diabetes juga diakui sebagai penyebab penyakit ginjal nomor dua.
Ia mengatakan: “Gaya hidup yang sebaiknya dihindari adalah gaya hidup sedentary, kurangnya akses ke toko terdekat dengan mobil, kurangnya aktivitas fisik dapat merusak fungsi ginjal.”
Ada sejumlah kebiasaan lain yang tanpa disadari orang merusak fungsi ginjal. Salah satunya adalah kebiasaan merokok. Merokok diketahui dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, serta menurunkan aliran darah dan menyempitkan pembuluh darah di ginjal. Kebiasaan tidak sehat tersebut dapat memperburuk penyakit ginjal yang sudah ada dan dapat menurunkan fungsi ginjal.
Selain itu, mengonsumsi obat-obatan berkualitas rendah tanpa anjuran dan bimbingan dokter juga menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
“Mengonsumsi obat tanpa anjuran dokter, obat apa pun yang kualitasnya buruk memerlukan kehati-hatian,” jelasnya.