Titik Kumpul – Cerita yang dibagikan akun Twitter @yo2thok, vaksin mRNA tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
Fakta: Vaksin COVID-19 mRNA tidak dianjurkan selama kehamilan. Berapa banyak wanita hamil dan menyusui di Eropa? “Saya tidak terkejut ketika anak-anak berusia 11 bulan dan 3 tahun meninggal karena hepatitis di Inggris.”
KESIMPULAN CATATAN FAKTA
Keyakinan berdasarkan hasil pencarian ini salah. Menurut Journals.plos.org, penelitian menunjukkan bahwa vaksin berbasis mRNA (Pfizer – BioNTech dan Moderna) dapat mencegah infeksi SARS-CoV-2 di masa depan. Vaksin ini diketahui tidak berbahaya bagi wanita hamil. Efek samping yang paling umum adalah nyeri di tempat suntikan, kelelahan dan sakit kepala, namun efek samping ini hanya bersifat sementara. Respon antibodi yang cepat setelah dosis vaksin pertama. Setelah vaksinasi booster, respons antibodi menjadi lebih kuat.
Selain itu, menurut Covid-19.go.id, syarat yang harus dipenuhi ibu hamil untuk mendapatkan vaksinasi adalah kehamilan di atas 13 minggu atau antara 13-33 minggu, tekanan darah normal, tidak ada gejala atau keluhan rinitis, dan tidak sedang dirawat. bila ada komplikasi harus dalam kondisi terkendali.
Tidak diperbolehkan melakukan vaksinasi pada ibu hamil di pusat vaksinasi atau institusi kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah. Vaksin yang disetujui untuk ibu hamil antara lain Sinovac, Moderna, dan Pfizer.
Jadi, klaim akun Twitter @yo2thok adalah informasi palsu dan masuk dalam kategori konten salah.
Ringkasan
Pendapat ini salah. Faktanya, menurut penelitian, vaksin mRNA direkomendasikan untuk kehamilan karena meningkatkan antibodi ibu dan janin.
Referensi
Https://cekfakt.com/focus/9848