Curi Perhatian, Perayaan Gotong Toapekong Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Tangerang, VIVA – Festival Kebersamaan Toapekong menarik lebih dari 100 ribu orang dari dalam dan luar kota Tangerang serta luar negeri. 

Sejak pukul 06:00 WIB, ribuan warga terlihat di Kawasan Pasar Lama Kisamaun, Kota Tangerang, untuk menyaksikan Festival Budaya Gotong Toapekong Tahunan ke-12 pada Sabtu, 21 September 2024. Scroll terus untuk mengetahui keseruannya!

Tidak hanya masyarakat Tionghoa di Tangerang saja, warga sekitar bahkan agama dan budaya pun menunjukkan minatnya untuk menyaksikan prosesi Gotong Toapekong.

Friska Ong, direktur eksekutif festival Toapekong Gotong, mengatakan festival tahun ini memasukkan unsur-unsur dari budaya dan agama yang berbeda. Oleh karena itu, festival ini dapat meningkatkan toleransi antar agama.

“Tahun ini kami mengundang masyarakat dari berbagai kalangan, dari berbagai agama, ras, dan budaya. Kami menerima semua agama,” kata Friska Ong dalam keterangannya yang dikutip Jumat, 27 September 2024.

Festival akbar tradisional Tionghoa ini dibuka dengan prosesi adat yang melibatkan kuda dan Khongco Hok Tek Ceng Sin Joli. 

“Perjalanan Khongco Hoe Tek Ceng Sin merupakan ritual wajib yang menandai dibukanya Perkumpulan tahunan Boen Tek Bio yang ke-12. Tahun ini merupakan festival ke-15. Festival Gotong Toapekong, festival pertama sejak 168 tahun lalu,” kata Friska Ong.

Dalam festival budaya berusia berabad-abad ini, terdapat patung empat dewa, yaitu YMS Kwan Im Hud Couw (Dewa Kebaikan), Kwan Seng Tee Kun/Guan Yu (Dewa Perang), Kha Lam Ya (Dewa Penjaga Dharma), Hok Tek Ceng Sin / Fu De Zheng Shen (Dewa Semesta) dimulai dari Kelenteng Boen Tek Bio di Jalan Bhakti, lalu Gang Cilangkap, berlanjut ke Jalan Kisamaun di panggung utama Pendopo Tangerang, lalu Jalan MT Haryono dan Jalan Damyati. 

Selain itu, penampilan marching band Bein Tak Bio juga memberi semangat pada festival tersebut.

Tak hanya parade budaya dan seni, Festival Gotong Toapekong tahunan ke-12 ini juga menghadirkan Tempo Doeloe Culinary Delight yang menyuguhkan beragam kuliner khas Indonesia, khususnya kuliner legendaris Kota Tangerang (Pasar Lama). 

Yuna Eka Cristina, Head of PR Digital Le Minerale, memahami bahwa Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya, merupakan warisan nasional yang perlu dilindungi dan dilestarikan. 

Oleh karena itu, sebagai salah satu makanan pokok Indonesia, Le Minerale pun mendukung keberagaman tersebut, termasuk mensponsori Parade Kebersamaan Toapekong tahunan ke-12 yang diselenggarakan oleh Boen Tek Bio.

Indonesia menyandang gelar Bhinneka Tunggal Ika, sehingga walaupun berbeda budaya namun Indonesia tetap satu. “Sebagai produk asli Indonesia, Le Minerale, kami berkomitmen mendukung keberagaman dan pelestarian budaya Indonesia,” ujarnya.

Menurut informasi terakhir, prosesi ini dinamakan Budaya Tradisional Indonesia (WBTB). Oleh karena itu, tradisi ini patut dilestarikan dan dilestarikan. Friska menjawab senang dan berharap warisan ini terus berlanjut.

Frisca Ong mengatakan, “Kami sangat senang karena kami baru saja menerima warisan budaya yang tidak dapat dimanfaatkan. Ini adalah warisan yang indah untuk dijaga oleh anak cucu.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *