Ini Tips Etika Berjejaring untuk Gaya Hidup Digital yang Lebih Baik

VIVA Style – Di era digital ini, Internet sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Akses informasi yang cepat dan mudah membawa banyak manfaat, namun di sisi lain juga membawa tantangan besar, salah satunya adalah cyberbullying. 

Cyberbullying atau cyberbullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan melalui media digital dengan tujuan menyakiti orang lain. Hal ini dapat berupa komentar negatif, penyebaran informasi palsu, ancaman, hingga tindakan memalukan di media sosial. Putar kembali.

Cyberbullying mempunyai dampak buruk terhadap korbannya. Korban cyberbullying sering kali mengalami stres, depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Tekanan cyberbullying juga dapat mempengaruhi konsentrasi dan motivasi belajar sehingga menyebabkan prestasi akademik menurun.

Penanggulangan cyberbullying memerlukan peran aktif banyak pihak, mulai dari individu, keluarga, sekolah, hingga pemerintah. Sebagai upaya mengatasi tantangan cyberbullying, Kemenkominfo (Kemenkominfo) mengadakan Webinar Peningkatan Kapabilitas Digital Episode 25 dengan topik “Etika Jaringan: Jari Macan Anda” pada Senin, 15 Juli 2024 di Kabupaten Manokwari, Jawa Barat. Papua. Acara ini diikuti oleh berbagai sekolah seperti SMA Oukomene Manokwari, SD Yppgi 02 Wosi, dan SMP Yapis Manokwari yang membentuk kelompok nonton bareng di aula sekolah.

Webinar ini menghadirkan tiga pembicara yang berkompeten di bidangnya, Ilham Baladraf, M.M., MH selaku Direktur Satmaka Raharja yang merupakan pilar Keamanan Digital, Fajar Sidik sebagai Podcaster dan Produser yang merupakan pilar Etika Digital, dan Sondang Pratama , Direktur dan KOL. yang juga menghadirkan pilar Etika Digital.

Dalam webinar kali ini, Fajar Sidik menyoroti dampak negatif dari kemudahan akses internet, khususnya perubahan etika sosial di era digital. 

“Kemudahan masyarakat dalam mengakses internet tidak hanya memberikan dampak positif. Ada pula dampak negatif yang terjadi akibat perubahan pola interaksi di era digital, yaitu interaksi tidak langsung melalui gadget. “Banyak sekali. . etika sosial yang berubah menjadi tidak bertemu dengan orang yang diajak bicara, hal ini dapat mendorong orang lain untuk melakukan cyberbullying,” kata Fajar Sidik.

Fajar memaparkan cara memanfaatkan ruang digital tanpa cyberbullying, seperti memperluas pengetahuan dan keterampilan digital, meningkatkan empati dengan memperhatikan situasi sekitar, menghargai perbedaan pendapat, pandangan dan keyakinan, serta membantu sesama dalam melawan cyberbullying.

Melalui kegiatan seperti webinar “Etika Jaringan: Jari Harimaumu”, diharapkan generasi muda khususnya di Indonesia dapat lebih mahir berinteraksi di dunia digital dan berperan aktif dalam menciptakan lingkungan digital yang aman dan positif. . . . Inisiatif ini menunjukkan komitmen Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendukung literasi digital dan perjuangan melawan cyberbullying di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *