JAKARTA – Kasus mutilasi yang dilakukan suami terhadap istrinya di Siam, Jawa Barat belakangan ini menghebohkan publik. Darsum (50) kedapatan memutilasi dan membunuh istrinya sendiri Yandi (44) di Kecamatan Ranka, Kabupaten Siam, Jawa Barat. Terdakwa diduga memberikan daging bangkai korban kepada Ketua RT 08 di Dusun Sintangjeya, Desa Sisontrol, Yoyo Darya.
Bukan hanya kasus mutilasi saja yang menghebohkan masyarakat. Beberapa waktu lalu, pria yang membunuh seorang wanita berinisial RM (50) pun sempat menghebohkan publik. Jenazah RM ditemukan di dalam koper di semak-semak di Sikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Jika dilihat dari sisi psikologis, apa yang membuat kasus-kasus kriminal akhir-akhir ini semakin marak dan penuh kekerasan?
Terkait hal tersebut, psikolog klinis Meiti Arianti angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa kehidupan saat ini sangat sulit dan inilah salah satu alasan mengapa kasus kriminal menjadi begitu luas dan brutal.
“Kehidupan sekarang ini sulit di bidang politik dan ekonomi, di satu sisi kita melihat pejabat mudah mendapatkan uang, salah satunya melalui korupsi. Yang melakukan ini tidak bisa sendirian, harus bekerja sama. , sehingga kasus korupsi terus meluas, tidak ada efek jera karena pemerintah tidak serius dalam menanganinya,” ujarnya saat dihubungi Titik Kumpul, Selasa 7/2024.
Meity beberapa waktu lalu menyatakan bahwa belanja politik terlalu mahal dan tidak ada artinya.
Lihat pemilu presiden kemarin, berapa ribu crore yang dihabiskan untuk kampanye tanpa tujuan yang jelas? Setelah itu, selain membagikan sembako yang hanya mereka makan dalam waktu seminggu dan membuat masyarakat terlihat sangat miskin, apa lagi? Mengapa pemerintah menjadikan masyarakatnya berpikiran miskin dibandingkan menunggu jatah dan penghasilan dengan bekerja?
Akibatnya, kita melihat semakin banyaknya kejahatan di sekitar kita, baik yang diliput maupun tidak diliput oleh media massa. Situasi perekonomian yang sulit dan memaksa suatu kelompok atau seseorang mencari jalan pintas untuk mengatasinya. Salah satunya adalah melakukan segala kemungkinan. Ada orang yang mencuri, menipu, bunuh diri karena stres, dan seringkali menderita gangguan jiwa yang akhirnya berujung pada kekerasan, salah satunya adalah pembunuhan.
“Kalau melihat peningkatan kriminalitas di Indonesia mulai meningkat ketika perekonomian sangat sulit dan angka pengangguran meningkat. Artinya pemerintah gagal meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Walaupun pajak sangat besar, tapi semuanya baik-baik saja. dikenai pajak, mulai dari makan hingga bekerja, setiap orang harus membayar pajak, namun pajak itu diselewengkan oleh pihak berwenang untuk membantu masyarakat miskin, katanya.
Ia menambahkan, “Kita sudah puluhan tahun merdeka, tapi seperti negara kita, kita masih kalah dengan tetangga kita yang terjajah. Apa alasannya? Fokus pemerintah adalah kegagalan pemerintah kita dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Seharusnya ada menjadi pembangunan, tapi kuncinya bukan hanya pembangunan, tapi juga masyarakatnya.” Ia mengatakan bagaimana “salah satu cara untuk mencari nafkah adalah dengan membantu perekonomian”.
Meiti juga menekankan pentingnya mengetahui kebutuhan dasar manusia seperti sandang dan pangan. Katanya akan mudah jika mendapat makanan dan pakaian.
“Kebutuhan makhluk hidup yang paling mendasar adalah pangan dan sandang. Kalau itu terpenuhi semua jadi mudah. Ketimpangan besar terjadi di negara kita, sayang sekali bagi yang kurang mampu, hanya dijadikan tumbal bagi yang kaya/pejabat. /politisi, tak heran banyak kalangan bawah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup, sulit mendapat pekerjaan, “Mereka harus menghidupi keluarga, lalu apa yang bisa dilakukan jika dirasa tidak ada jalan keluarnya. Ya, Akhirnya stres dan depresi, ada yang bunuh diri atau ada yang memutuskan melakukan kejahatan… pembunuhan,” jelasnya.