Titik Kumpul – Sertifikat Pendidikan Menengah (ADEM) dan Sertifikat Pendidikan Tinggi (ADik) yang dikelola Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kmendikbudristek) memberikan pemerataan akses pendidikan bagi pelajar Papua, ambang batas dan eksternal (3T). Melalui kedua program sertifikasi ini, ribuan pelajar dan alumni dari berbagai pelosok Indonesia berkesempatan mendapatkan pendidikan berkualitas di sekolah menengah dan universitas di Indonesia.
Misalnya saja program ADEM yang memberikan kesempatan kepada siswa dari wilayah Papua dan 3T untuk melanjutkan pendidikan menengah di sekolah berkualitas di Pulau Jawa dan Bali. Sejak dimulainya pada tahun 2013, lebih dari 6.800 siswa telah berhasil menyelesaikan pendidikan menengah mereka melalui program ini. Pada tahun 2024, kurang lebih 443 siswa asal Papua yang tergabung dalam ADEM angkatan 2021 menyelesaikan studinya di berbagai SMA/SMK di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendeekbadristan) Nadeem Anwar Makaram memuji keberanian para pelajar yang meninggalkan zona nyamannya untuk belajar ke luar pulau melalui beasiswa ADEM.
“Indonesia membutuhkan seluruh adik-adik muda untuk menjadi pemimpin masa depan, jangan lewatkan kesempatan yang ada. Teruslah belajar untuk mewujudkan impian dengan semangat kebebasan pendidikan,” kata Mendikbud. Mahasiswa ADEM asal Papua wilayah Jakarta beberapa waktu lalu.
Seharti, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga membacakan pesan yang sama. Ia berpesan kepada para lulusan ADEM asal Papua untuk berbagi inspirasi bahwa pendidikan dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia dan memberikan semangat kepada keluarga, sahabat, dan lingkungannya. Suharti mendorong seluruh lulusan ADEM untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Tunjukkan prestasimu dimana pun. Pemerintah memberikan beasiswa melalui ADik atau program lain seperti KIP Kolya agar yang berprestasi bisa melanjutkan studi bahkan ke luar negeri, kata Suharti.
Melalui program ini, siswa 3T Papua diberikan kesempatan untuk merasakan pendidikan dengan fasilitas yang lebih nyaman dan kualitas yang lebih baik, sekaligus belajar hidup dalam lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Mereka diharapkan kembali ke daerah asalnya sebagai agen perubahan dengan membawa pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman hidup yang dapat berkontribusi terhadap pembangunan daerahnya.
Dapatkan pendidikan tinggi
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa Papua dan 3T juga mempunyai peluang bagus untuk melanjutkan pendidikan tinggi melalui program ADik. Pada tahun 2023, lebih dari 7.614 pelajar asal Papua dan wilayah 3T akan menerima beasiswa melalui program ini. Diantaranya, terdapat 1.321 mahasiswa lulusan program ADEM.
Mendikbud mengajak mahasiswa pascasarjana ADEM untuk mempersiapkan pengalaman belajar selama tiga tahun di Bali dan Jawa untuk mengembangkan diri sebagai mahasiswa.
Saat ini, pelajar Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan keterampilannya melalui pendidikan di luar kampus, kata Nadeem.
Dijelaskannya, selama tiga tahun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengundang mahasiswa untuk mengikuti program kampus merdeka seperti MSIB, proyek sosial, kewirausahaan, dan pertukaran mahasiswa dalam dan luar negeri. Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 470.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia telah mengikuti berbagai program kampus merdeka, dan lebih dari 1.500 orang berasal dari kampus di Papua dan Papua Barat.
“Saya mendengar langsung pengalaman para mahasiswa yang mengikuti kampus merdeka. Mereka mendapat kesempatan untuk terjun langsung ke lapangan dan mempelajari hal-hal yang tidak diajarkan di kelas. Mendikbud mengatakan: “Ini adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga. pengalaman. Ini sangat berguna untuk membangun masa depan.”
Program ADik sendiri memungkinkan siswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Skema beasiswa ini mencakup biaya sekolah penuh dan tunjangan hidup, memberikan akses terhadap pendidikan tinggi berkualitas bagi siswa dari daerah yang ekonominya terbatas. Siswa penerima ADik berasal dari berbagai latar belakang, antara lain penyandang disabilitas, anak pekerja migran, dan atlet elit. Pelajar asli Papua harus melanjutkan pendidikan tinggi di luar Papua, sedangkan mereka yang berasal dari daerah 3T, pengungsi yang kembali, dan penyandang disabilitas dapat belajar di semua perguruan tinggi di Indonesia (kecuali wilayah Papua).
Selain memberikan akses pendidikan dan pelatihan, program ADEM dan ADik memperkaya pengalaman hidup peserta melalui interaksi dengan lingkungan yang beragam. Banyak mahasiswa yang awalnya khawatir dengan tantangan hidup di luar bidangnya, terutama terkait perbedaan budaya dan sosial, kini tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri dan mandiri setelah mengikuti program ini.
Misalnya, banyak mahasiswa ADEM yang berhasil meraih prestasi akademik dan non-akademik selama menempuh pendidikan di luar negeri di Papua. Novita Mansubin asal Kabupaten Spuri, Papua, berhasil meraih juara kedua kategori atletik pada Olimpiade Olahraga Pelajar Nasional (O2SN) 2023, menunjukkan bahwa pelajar dari pelosok mampu bersaing dan berprestasi. Di tingkat nasional
Komitmen pemerintah
Program ADEM dan ADik merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai pemerataan akses pendidikan di Indonesia. Pemerintah menyadari tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas. Oleh karena itu, melalui program sertifikasi ini, siswa asal Papua dan daerah 3T diberikan kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah dan universitas terbaik di Indonesia.
Mendikbud menegaskan komitmennya untuk memastikan kelanjutan program ini.
“Kami ingin memastikan seluruh anak Indonesia, khususnya dari Papua dan 3T, mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Mendikbud mengatakan: “Pendidikan itu untuk individu dan daerah asalnya untuk masa depan yang lebih baik.”
Ia menambahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menawarkan beberapa inisiatif untuk mendorong siswa melanjutkan studi di perguruan tinggi berkualitas seperti Beasiswa Indonesia Maju, LPDP, KIP Kulia dan ADIK.
“Melalui program ini, kami berusaha memastikan tidak ada anak di tanah air yang tertinggal karena keterbatasan akses dan biaya,” kata Mendikbudristek.