VIVA – Kementerian Pertahanan Rusia menerbitkan perkiraan jumlah tentara bayaran yang masuk dan mendukung militer Ukraina, Operasi Militer Khusus (SMO) diluncurkan pada 24 Februari 2023.
Kementerian yang dipimpin Jenderal Serghei Shoigu memperkirakan lebih dari 13.000 tentara bayaran telah mendarat di Kiev sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina dua tahun lalu. Sementara itu, hampir 6.000 orang tewas dalam pertempuran tersebut.
Berdasarkan laporan VIVA Military yang dikutip Russia Today, setidaknya ada 13.387 tentara bayaran asing yang memilih berperang bersama tentara Ukraina. Sementara itu, sekitar 5.962 orang di antaranya dipastikan meninggal dunia.
Polandia, yang merupakan pendukung terkuat Ukraina, menyumbangkan tentara bayaran terbanyak sepanjang konflik. Data Kremlin menunjukkan ada sekitar 2.960 tentara bayaran asal Polandia dan 1.497 di antaranya tewas dalam perang tersebut.
Pemimpin sekutu Barat di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Amerika Serikat (AS), memiliki jumlah tentara bayaran terbesar kedua.
Sekitar 491 tentara bayaran Amerika tewas dalam pertempuran, dari sekitar 1.113 orang yang terbang ke Ukraina.
Lalu ada Georgia dengan total 1.042 tentara bayaran dan korban tewas sebanyak 561 orang. Selain keempat negara tersebut, rupanya ada Kanada yang jumlah tentara bayarannya mencapai 1.005 orang.
Khususnya di Kanada, benua Amerika Utara dihuni oleh komunitas yang didominasi Ukraina sejak era pasca-Perang Dunia II.
Kanada menawarkan perlindungan kepada kolaborator massa Ukraina yang melarikan diri dari penyiksaan oleh Tentara Merah Uni Soviet.
Empat negara Eropa lainnya yaitu Inggris, Rumania, Kroasia, dan Prancis juga menyumbangkan tentara bayaran dalam jumlah besar.
Meskipun Prancis berjanji untuk melawan Rusia secara langsung, Prancis hanya mengirimkan 356 warganya sebagai tentara bayaran ke Kiev. Menurut Rusia, 147 tentara bayaran Prancis juga tewas dalam perang tersebut.