VIVA – Bagi umat Islam di seluruh dunia, datangnya bulan suci Ramadhan merupakan perayaan yang memungkinkan mereka menjalankan puasa Ramadhan, salah satu dari lima rukun Islam.
Waktu berpuasa di bulan Ramadhan bervariasi dari satu negara ke negara lain, namun biasanya dari fajar hingga senja.
Waktu puasa bervariasi dari satu tempat ke tempat lain karena lamanya hari yang berbeda. Negara-negara di belahan bumi utara memiliki periode puasa yang lebih pendek dibandingkan dengan negara-negara yang lebih dekat dengan garis khatulistiwa.
Berikut rata-rata waktu puasa terpanjang dan terpendek di kota-kota seluruh dunia, seperti dilansir Good Stats pada Rabu, 13 Maret 2024:
Pada tahun 2024, umat Islam di negara-negara utara akan menjalankan puasa terlama. Kota Nuuk di Greenland memiliki puasa terlama yaitu 17 jam 52 menit, lebih pendek dari tahun sebelumnya yang 18 jam 12 menit.
Selain itu, dengan selisih setengah jam, Reykjavík di Islandia menjadi kota dengan masa puasa terlama yakni 17 jam 25 menit.
Kota lainnya adalah Helsinki di Finlandia dengan waktu 17 jam 9 menit, Stockholm di Swedia dengan waktu 16 jam 47 menit, dan Glasgow di Skotlandia dengan waktu 16 jam 7 menit.
Sebaliknya, umat Islam di negara-negara selatan akan menjalankan puasa terpendek pada tahun 2024. Salah satu kota dengan durasi puasa terpendek adalah Christchurch, New Islandia, yang berpuasa selama 12 jam 42 menit.
Kota lain yang waktu puasanya lebih singkat adalah Puerto Montt di Chile 12 jam 43 menit, Canberra di Australia 12 jam 46 menit, Montevideo di Uruguay 12 jam 47 menit, dan Cape Town di Afrika Selatan dengan durasi 12 jam 48 menit.
Seperti dilansir Al Jazeera, Jakarta, ibu kota Indonesia, juga masuk dalam daftar negara dengan durasi puasa terpendek. Kota ini berpuasa selama 13 jam 10 menit, lebih singkat dibandingkan kota lain di Asia Tenggara.
Dengan durasi yang sama, Bangkok dan Kuala Lumpur juga punya waktu terpendek masing-masing 13 jam 16 menit dan 13 jam 19 menit.
