VIVA Lifestyle – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkesh RI) mengumumkan hingga minggu ke-11 tahun 2024, tercatat 5.461 orang tercatat menderita flu Singapura di wilayah Indonesia.
Selain itu, berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Banten, sebanyak 738 kasus flu Singapura terjadi di wilayah tersebut pada Januari hingga Maret 2024. Lanjutkan.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Depok melaporkan 45 kasus dugaan flu Singapura sejak awal tahun hingga Maret 2024, dengan 10 pasien saat ini dirawat di rumah sakit.
“Akhir-akhir ini terjadi peningkatan kasus influenza dari Singapura hingga Indonesia,” kata Ketua Satgas Covid PB IDI sekaligus anggota Unit Kajian Manajemen Penyakit Menular PB IDI Prof. dr. Dr. Erlina Burhan, SpP(K), pada konferensi pers online PB IDI pada Rabu, 27 Maret 2024.
Ia juga menegaskan, peningkatan kasus tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di negara seperti China dan Malaysia.
Pada tahun 2021, terjadi lonjakan kasus flu Singapura di Tiongkok, bertepatan dengan puncak kasus Covid-19 yang mencapai 2,5 juta kasus. Sedangkan pada tahun 2022, Malaysia melaporkan 106.447 kasus flu Singapura.
“Flu Singapura (penyakit tangan, kaki dan mulut – HFMD) merupakan penyakit virus yang dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa,” ujarnya.
Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun, namun bisa juga menyerang orang dewasa. Gejala biasanya dimulai dengan demam, sakit tenggorokan, dan batuk.
Ciri khas penyakit ini adalah adanya elastisitas pada tangan dan kaki, yang dapat timbul luka dan kerak. Mengunyah permen karet yang pecah di mulut bisa menimbulkan luka.