JAKARTA – Anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan membutuhkan perhatian lebih dari orang tuanya. Apalagi pada masa emas, yaitu antara usia 0 hingga 5 tahun, di sini otak anak berkembang seiring dengan berkembangnya fungsi bagian tubuh lainnya, termasuk kemampuan berbicara, refleks, dan keterampilan sensorik.
Sayangnya, akibat pandemi COVID-19, banyak gaya hidup orang tua yang berubah sehingga berdampak pada kebiasaan mengasuh anak. Salah satu faktor risiko yang paling umum dan kurang diketahui adalah screen time, atau jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak untuk melihat layar gadget, termasuk ponsel pintar dan televisi. Nah, gulir sampai ke tepi ya, Moms!
“Saat COVID, orang tua WFH. Akhirnya anak-anak masuk ke screen time. Screen time ini bahaya banget buat anak. Gangguan bisa mempengaruhi refleks dan indra,” ujar Tante Mobi, pengamat tumbuh kembang anak di MS School and Wellbeing kepada media, Bukit Duri. Kecamatan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 8 Mei 2024.
Terlalu banyak screen time membuat anak menjadi pasif karena hanya melihat sesuatu tanpa memberikan pendapat. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan berbicara. Selain itu, screen time juga memengaruhi perhatian dan indra anak.
Tanda-tanda keterlambatan perkembangan pada anak ini dapat dibagi berdasarkan kategori usia. Pada usia 0-2 tahun terjadi asimetri keterlambatan motorik dan penurunan penampilan fisik. Sementara itu, anak-anak prasekolah mungkin mengalami keterlambatan bicara, berjalan lambat, dan regulasi emosi yang buruk.
Pada dasarnya anak yang masih dalam masa pertumbuhan perlu banyak bergerak dan melakukan aktivitas untuk melatih indra, fokus, dan kekuatannya. Mereka juga perlu belajar bagaimana bekerja dengan orang lain untuk berlatih berbicara.
“Di masa COVID, Anda tidak bisa keluar rumah, anak-anak membutuhkan interaksi dengan orang-orang dan lingkungan di mana mereka bisa bermain,” ujarnya.
Jika hal-hal tersebut tidak diikuti maka proses tumbuh kembang anak akan terganggu yang juga dapat berdampak pada gangguan kesehatan mental.
Pakar tumbuh kembang menyarankan orang tua untuk membatasi penggunaan gadget pada anak. Izinkan anak bermain dengan ponsel minimal 3 kali sehari selama 30 menit.
Orang tua juga harus terlibat aktif, mengajak anak bermain dan belajar bersama sambil memperhatikan tumbuh kembangnya.
“Saat screen time berkurang, muncul suara dan tanggapan baru karena berdampak pada mereka. Banyak anak yang mengasuh neneknya karena secara fisik sudah tidak mampu lagi mengasuh anak dan tidak ada cara untuk punya anak. .Istirahatlah agar akhirnya bisa diberikan screen time,” jelasnya. Tate Moby
Dalam upaya mengatasi permasalahan tumbuh kembang anak, MS School fokus pada terapi neurologis yang dimulai dengan peningkatan refleks, gangguan sensorik, dan keseimbangan otak kiri-kanan. Peningkatan refleks awal ini sangat penting karena berperan dalam perkembangan keterampilan kognitif, motorik, dan adaptif seseorang.