Bangkok, 5 Maret 2024 – Sepeda motor menjadi moda transportasi utama Thailand dengan total pasar 1,8 juta unit per tahun. Biaya rendah dan kemudahan penerapan merupakan daya tarik besar.
Jenis sepeda motor yang paling banyak digemari adalah transmisi otomatis dan sasis jok panjang. Tipe ini disukai karena kepraktisan dan kenyamanannya bagi keluarga.
Namun tingginya penggunaan sepeda motor juga membawa permasalahan. Ketidaktahuan akan keselamatan berkendara, tidak memakai helm dan mengemudi di bawah pengaruh alkohol, menyebabkan banyak terjadinya kecelakaan dan kematian.
“Alkohol selalu tersedia di Thailand. Itu sebabnya banyak sekali pengemudi mabuk. “Hanya dalam satu minggu, 400 orang meninggal,” kata Thai Honda Co. ketua Ltd., dipasok oleh Alaksh Fornprafa, VIVA Automobile Bangkok.
Alaksh mengatakan Honda telah melakukan banyak hal untuk mengatasi hal tersebut. Seperti mengajari masyarakat cara mengemudi dengan aman dan pengetahuan tentang peraturan lalu lintas.
“Honda bukan hanya soal penjualan, ini soal keuntungan. Kita juga harus bertanggung jawab terhadap nyawa penumpang atau pengemudi. Mereka berada dalam gerakan yang sama,” katanya.
Menurut Alaksh, permasalahan helm tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, dimana banyak pengendara sepeda motor yang mengabaikan mekanisme keselamatan tersebut.
“Beberapa wanita mengatakan saya harus melakukan lari 7-11 dari jarak 100 yard. Mengapa Anda harus memakai sepatu? Jadi mereka mengabaikannya. “Jadi ini masalah besar, masalah sosial di Thailand, karena pengemudi yang ceroboh,” ujarnya.
Alaksh menjelaskan, Honda dan diler juga memberikan informasi langsung kepada setiap pengguna tentang cara berkendara sepeda motor yang benar dan aman.
“Seperti halnya kopling, kami menggunakan empat jari, bukan dua. Kami juga harus menggunakan empat jari untuk mengerem. Sedangkan untuk bagian kaki-kaki perlu direm setiap kali mengendarai sepeda motor. “Jadi soal kesediaan untuk mengingatkan diri sendiri,” jelasnya.
