VIVA – Pemberontak anti-Rusia Atesh secara mengejutkan mengungkap strategi penempatan sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf dalam jumlah besar di ibu kota Moskow.
Sebuah kelompok gerilyawan yang didukung oleh militer Ukraina telah mengungkap langkah militer Rusia yang mengerahkan divisi rudal pertahanan udara S-400 melalui saluran resmi Telegramnya.
Agen pemberontak Atesh juga mengungkapkan lokasi penempatan 12 unit rudal Rusia, beserta lokasi stasiun radar dan menara universal.
Seperti diberitakan VIVA Military of the New Voice of Ukraine, para pemberontak juga mencantumkan koordinat penempatan peralatan utama sistem senjata militer Rusia, yakni di titik 55.8398978, 37.5628480.
Jika kita melihat unit militer yang diperkuat dengan sistem rudal S-400, kemungkinan besar mereka berasal dari Resimen Rudal Anti-Pesawat Pengawal ke-606, Divisi Pertahanan Nasional Udara (Pertahanan Udara) ke-9, dan Korps Pertahanan Udara ke-1.
Seluruh batalyon reguler diperkuat dengan delapan peluncur dan 32 rudal S-400, yang berada di bawah kendali Komando Tujuan Khusus Angkatan Udara Rusia (VVS).
Para pemberontak mengatakan penempatan rudal S-400 jauh di dalam wilayah Rusia membuktikan bahwa, meskipun diklaim memiliki teknologi canggih, senjata tersebut memiliki keterbatasan.
– Pengerahan rudal S-400 bertujuan untuk melindungi infrastruktur dan fasilitas strategis di Rusia, yang mengindikasikan perlunya memberikan perlindungan jauh di dalam wilayah Rusia, kata Atesh dalam sebuah pernyataan.
Pengerahan belasan rudal S-400 di Moskow juga diyakini bertujuan untuk melindungi ibu kota, menjelang pemilihan presiden Rusia yang dijadwalkan pada 15-17 Maret 2024.
Sebelumnya, agen pemberontak Atesh mengaku telah melakukan pengintaian terhadap perusahaan pertahanan terbesar Rusia, Tactical Missile Arms Corporation, yang terletak di kota Korolev, yakni sekitar 28,5 kilometer dari Moskow.
Pengawasan terhadap perusahaan pembuat sejumlah rudal berkemampuan nuklir Rusia itu dilakukan pada 25 Januari 2024. Sementara itu, pemberontak juga memata-matai pangkalan angkatan udara Rusia di Jankoy, Krimea, pada 23 Januari 2024.
Kemudian, seorang agen Atesh juga dikabarkan mengunjungi pusat perekrutan militer Rusia di kawasan Sevastopol pada 21 Januari 2024.