Sebabkan Kematian Mendadak, Waspadai Tanda Aneurisma Aorta

VIVA Lifestyle – Aneurisma aorta merupakan penyakit yang ditandai dengan penonjolan pembuluh darah di aorta. Kembung bisa terjadi pada aorta perut, dada, atau keduanya.

Menurut situs Kementerian Kesehatan Yankee, aorta merupakan pembuluh darah utama dalam tubuh manusia yang berfungsi mengangkut darah beroksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Aorta memiliki dinding yang tebal, sehingga dapat mempertahankan bentuknya meskipun tekanan darah di dalamnya cukup tinggi.

Namun pada aneurisma aorta, dinding aorta melemah sehingga tidak dapat menahan tekanan darah di dalamnya, sehingga menyebabkan penonjolan aorta. Pembengkakan ini bisa terjadi secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala.

Pembuluh darah aorta yang mengalami penonjolan bisa saja pecah atau pecah. Diseksi aorta adalah keadaan darurat yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan segera.

Tanda dan gejala yang harus diwaspadai

Aneurisma yang pecah atau pecah (diseksi) akan menimbulkan gejala dan tanda seperti: Nyeri hebat yang datang tiba-tiba di perut, dada, rahang, lengan, atau punggung Sakit kepala Sulit bernapas Detak jantung sangat cepat Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba

Biasanya, penyebab aneurisma aorta adalah melemahnya dinding pembuluh darah aorta. Pada aorta normal, aorta memiliki dinding yang tebal dan berguna untuk menahan tekanan darah yang keluar dari jantung.

Namun, dalam keadaan tertentu, dinding aorta bisa melemah dan membengkak seiring berjalannya waktu. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan melemahnya hal ini, antara lain: Pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis) Penyakit radang pembuluh darah (vaskulitis) seperti arteritis sel raksasa dan arteritis Takayasu Penyakit menular seperti sifilis yang tidak diobati Kerusakan aorta Merokok Berusia di atas 65 Menderita hipertensi Memiliki anggota keluarga yang menderita aneurisma aorta Berjenis kelamin laki-laki Memiliki aneurisma pada pembuluh darah lain Memiliki kelainan genetik seperti sindrom Marfan

Pengobatan aneurisma aorta bertujuan untuk mencegah aneurisma membesar dan pecah. Jika ukuran aneurisma masih kecil dan pasien tidak mengalami gejala apa pun, sebaiknya pasien melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau perkembangan aneurisma.

Namun bila ukuran aneurisma sudah mencapai lebih dari 5,5 cm, dokter akan melakukan operasi oleh dokter bedah vaskular. Pembedahan juga akan disarankan bagi pasien yang memiliki riwayat keluarga dengan diseksi aorta atau sindrom Marfan, meskipun ukuran aneurismanya masih kecil.

Berbicara tentang bedah pembuluh darah, Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) telah bermitra dengan BMW Indonesia untuk memberikan layanan medis kelas satu bagi pasien persalinan pasca operasi dalam kasus bedah ortopedi dan pembuluh darah.

Terobosan ini dilakukan tidak hanya untuk memberikan kemewahan namun juga fokus pada kenyamanan pasien. Diharapkan dengan adanya pengalaman pasien yang baik, rumah sakit mampu menilai aspek-aspek yang dianggap penting oleh pasien, sehingga pelayanan yang diberikan tidak hanya berorientasi pada rumah sakit saja, namun juga mengutamakan pasien atau berpusat pada pasien. Pengukuran ini merupakan strategi peningkatan kualitas pelayanan yang tentunya akan bermuara pada kepuasan pasien.

“Dengan menciptakan pengalaman pasien yang baik selama perjalanan pasien, pasien tidak hanya menerima layanan medis, tetapi juga merasa nyaman dan didukung penuh dalam proses penyembuhan dan pemulihannya. “Sangat penting tidak hanya bagi pasien dan rumah sakit untuk meningkatkan loyalitas pasien,” kata CEO RS Premier Bintaro, Dr. Martha M.L. Siahaan, SH., MARS, MH.Kes dalam keterangannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *