Simfoni Warna dan Motif Nusantara Menyatukan dengan Keindahan Kain Tradisional

VIVA Lifestyle – Warisan budaya Indonesia, khususnya dalam bentuk sastra, kembali muncul melalui langkah berani Ghies The Label, merek lokal yang mendulang kesuksesan di dunia fashion Tanah Air.

Dalam wawancaranya, pendiri Ghies The Label, Ogieswari, menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya dengan sentuhan fashion modern. Mari kita lanjutkan membaca seluruh artikel di bawah ini.

“Wastra merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan karena merupakan identitas bangsa Indonesia. Penting sekali untuk menggalang kerja sama perlindungan warisan budaya di era pembangunan ini, yaitu teknologi,” kata Ogieswari pada Sabtu, Mei 4 Agustus 2024.

Dengan visi yang kuat untuk melestarikan keindahan nusantara melalui fashion, Ghies The Label berupaya menjangkau generasi muda penerus untuk berpartisipasi dalam pelestarian warisan budaya.

Misalnya saja menggunakan kain atau baju dari bahan batik, ikat atau endek. Dengan mengunggahnya ke media sosial, mereka juga bisa mengajak keturunannya untuk melestarikan sastra Indonesia.

“Saat ini banyak anak muda yang masih menganggap wastra hanya untuk kalangan tertentu. Memakai wastra dianggap kuno dan kasar. Fashion Korea yang dikenakan artis KPOP lebih populer,” kata Ogieswari.

Diakui Ogieswari, masih banyak generasi muda yang kurang termotivasi untuk membawa atau mengetahui lebih jauh tentang sastra Indonesia. Ogieswari melihat tantangan tersebut sebagai peluang untuk berpartisipasi dalam tren fashion yang sedang berkembang.

“Saya merasa perlu untuk mencoba memasukkan tren fesyen ke dalam karya sastra. Ini bukan tentang membatasi perkembangan tren, tapi tentang upaya melestarikan warisan budaya kita dan memadukannya dengan perkembangan fesyen terkini,” kata Ogieswari kepada awak media. , Sabtu, 4 Mei 2024.

Salah satu kunci strategi Ghies The Label adalah pemilihan motif dan warna yang lebih berani dengan tetap mempertahankan makna dan identitas kain tradisional.

Dengan begitu, pakaian Ghies The Label dapat diterima oleh berbagai kalangan, termasuk kaum muda.

Ogieswari juga berbagi kisah pribadinya tentang perjumpaan pertamanya dengan sastra yang dimulai sejak kecil di Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Masa kecil saya di NTT memberi saya kesempatan untuk mengenal budaya lokal dan tenun NTT,” kata Ogieswari yang juga dikenal sebagai istri pebasket Indonesia Cokorda Raka.

Meski banyak data pribadinya di NTT yang hilang akibat gempa dan tsunami tahun 1992, namun kecintaannya terhadap sastra tidak pernah berhenti.

Menggabungkan kekayaan budaya Indonesia dengan tren fesyen global, proses yang dilakukan Ogieswari mendapat tanggapan positif dari para pengamat industri.

Ogieswari dan tim berkomitmen untuk terus menjaga dan mengembangkan nilai-nilai budaya melalui karya fashion yang menginspirasi.

“Kami berharap melalui langkah-langkah ini kita dapat terus menyampaikan keindahan nusantara dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya kita,” antusias Ogieswari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *