Siswa SMA Binus Serpong Dipukuli dan Disundut Rokok, Media Sosial Ramai Sebut Anak Artis Terlibat

VIVA – Peristiwa kekerasan terjadi di Sekolah Binus Serpong di Tangerang Selatan. Menurut sumber populer, sekolah tersebut memiliki siswa sembilan generasi.

Peristiwa miris terjadi karena Gen Tai (GT), siswi Binus School di Serpong, BSD, di-bully oleh orang dewasa hingga ikut geng. Akibatnya, dia dirawat di rumah sakit. Namun pihak keluarga belum membeberkan luka yang dialami korban.

Salah satu akun media sosial X @bospurwa pun mengungkap kejadian mengenaskan tersebut. Ia mengatakan salah satu anak seniman ikut serta dalam karya ini. Media sosial mengklaim salah satu anak tersebut adalah anak kandung Vincent Rompis.

“Saya mendapat informasi ada kerusuhan di SMA Binus Intl BSD, ada anak yang dipukuli puluhan lelaki tua sebelum dibawa ke RS, itu anak orang terkenal, mengerikan sekali, dia disundut rokok! ” @bospurwa membuat akun.

Selama ini, calon anggota tim diminta memenuhi beberapa permintaan dasar. Mulai dari membeli makanan hingga akibat kekerasan fisik.

Menurut keluarga, korban dipukul dengan balok kayu dan diikat pada tiang. Kejadian ini disaksikan oleh berbagai siswa mulai dari kelas 10 hingga kelas 11. Lebih dari 40 orang berpartisipasi dalam ketakutan ini.

Akibatnya, beberapa siswa tersebut diskors bahkan dikeluarkan oleh pihak sekolah. Beberapa siswa lainnya tertawa dan merekam kejadian tersebut. Sekolah menghukum beberapa tersangka penjahat.

Agit, siswa kelas 12 yang bertanggung jawab sebagai ketua kelompok, juga bertanggung jawab merekrut anggota baru ke dalam kelompok.

Mahasiswa yang berhasil bergabung dalam grup ini akan mendapatkan berbagai keuntungan seperti parkir di dekat Binus, dan yang terpenting mahasiswa tersebut akan mendapatkan status sebagai anggota grup ini. Namun, pelajar non-geng biasanya mengancam, memukul, bahkan meminta uang untuk membayar parkir di dekat Binus.

Sepulang sekolah, rombongan Thailand biasanya berkumpul di Warung Ibu Gol (WIG) yang terletak di belakang sekolah. Mereka biasanya melakukan aktivitas kekerasan seperti merokok, minum minuman keras, dan merekrut anggota baru.

Sejumlah syarat harus dipenuhi untuk bergabung dengan grup ini. Mulai dari menjelek-jelekkan seseorang, membelikan makanan untuk orang lanjut usia, hingga melakukan kekerasan atau pelecehan.

Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alwino, membenarkan adanya kekerasan tersebut dan membenarkan korban melapor ke polisi.

“Iya, kami ikuti,” kata Alvino.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *