Titik Kumpul – Lobster merupakan salah satu produk perikanan paling berharga yang dijual di pasar dunia. Kepiting ini dihargai karena rasanya yang luar biasa dan teksturnya yang unik. Oleh karena itu, budidaya lobster mempunyai potensi besar sebagai usaha yang menguntungkan.
Salah satu peluang terbesar budidaya lobster adalah nilai ekonominya yang tinggi. Lobster merupakan salah satu produk mewah yang diminati di pasar internasional, khususnya di negara-negara Barat. Artinya, peternak lobster bisa memperoleh keuntungan yang signifikan jika berhasil mengembangkan usaha ini.
Lobster juga mempunyai kemampuan untuk tumbuh dengan cepat jika diberi perawatan dan lingkungan yang tepat. Artinya budidaya lobster dapat menghasilkan panen dalam waktu yang relatif singkat sehingga mempercepat pengembalian modal.
Ada beberapa jenis lobster yang bisa dibudidayakan, antara lain lobster air tawar dan lobster air asin. Dengan cara ini, petani dapat memilih strain yang sesuai dengan kondisi lingkungannya.
Kemajuan teknologi dalam budidaya lobster, seperti sistem hidroponik dan penelitian nutrisi lobster, telah memungkinkan para petani untuk meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, permintaan lobster di pasar global terus meningkat, terutama di restoran kelas atas dan pasar makanan laut. Hal ini menciptakan peluang ekspor yang signifikan bagi negara-negara produsen lobster.
Namun, untuk berhasil dalam budidaya lobster, para petani harus mampu mengatasi beberapa tantangan dengan terampil. Pengelolaan yang hati-hati, pemantauan kualitas air secara terus-menerus, dan perencanaan distribusi yang baik dapat membantu mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan dari tanaman ini. Lobstech: pionir budidaya lobster di Indonesia
Hendra, sosok yang terinspirasi dari hilangnya mata pencaharian banyak nelayan di Situbondo, Jawa Timur, menempuh perjalanan luar biasa dalam mengembangkan teknologi budidaya lobster.
Hendra dan timnya mendirikan Lobstech karena melihat besarnya potensi budidaya lobster di Indonesia yang belum tergali dan banyaknya kendala yang dihadapi para petani lobster.
Setelah melakukan penelitian menyeluruh selama dua tahun, Hendra dan rekan-rekannya berhasil mengembangkan kotak sensor berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat memantau kualitas air di area budidaya lobster. Kotak ini ditempatkan di dalam kandang lobster dan dihubungkan dengan aplikasi Lobstech yang diinstal di komputer Hendra.
Nelayan yang bekerja sama juga dapat memantau kondisi lingkungan budidaya lobster melalui aplikasi yang dapat dibuka di ponsel.
Teknologi berbasis IoT milik Lobstech mampu meningkatkan produksi lobster hingga 50 persen. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk beternak lobster pun bisa dipangkas separuhnya karena hanya membutuhkan waktu 3 bulan untuk mencapai musim panen.
Selain itu, bobot lobster pun meningkat signifikan. Dengan sistem ini, berat lobster 100 gram bisa dicapai hanya dalam waktu satu bulan dibandingkan periode sebelumnya yang memakan waktu sekitar 8-10 bulan.
Pada awalnya hanya sedikit nelayan yang bersedia bekerja sama dengan Hendra, namun ketika mereka melihat manfaat dari program tersebut dan bagaimana sistem sensor yang dikembangkan dapat mempercepat pertumbuhan lobster, para nelayan pun segera bergabung.
Hendra saat ini sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan Jerman untuk mengembangkan sensor dengan akurasi lebih tinggi. Lobstech memiliki visi untuk memperluas jangkauan teknologinya agar dapat digunakan oleh para nelayan dan petani lobster di seluruh Indonesia.
Kedepannya, teknologi Lobstech akan berkembang dan beradaptasi dengan berbagai wilayah perairan laut di seluruh Indonesia. Inovasi seperti ini membuka peluang besar bagi industri budidaya lobster di Indonesia, memberikan solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan sekaligus memberikan harapan baru bagi nelayan dan produsen lobster di tanah air.
Hendra meraih SATU Indonesia Awards bersama beberapa tokoh inspiratif lainnya pada tahun 2021 atas terobosan inspiratifnya bersama Lobstech.
Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini.